Kapolri Cerita Soal Testimoni Antasari
ke Tim 8
Banyak hal dibicarakan Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) saat bertemu dengan Tim 8. Salah satunya, soal terdakwa kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) yang juga mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar.
Ketua Tim 8 Adnan Buyung Nasution mengatakan, BHD bercerita soal bagaimana testimoni Antasari soal dugaan suap pimpinan KPK bisa muncul. Semua itu berawal dari pemeriksaan terhadap Antasari terkait pembunuhan Nasrudin.
"Yang digambarkan tadi mulai dari testimoni Antasari sebagai alat bukti baru yang ditemukan oleh polisi. Awalnya Antasari diperiksa kasus pembunuhan dan disini ditemukan fakta bahwa Antasari menemui Anggoro di Singapura. Antasari cerita banyak tentang pertemuan dengan Anggoro dia cerita anak buahnya menerima uang. Dia mengecek sendiri dan direkam di laptopnya. Dengan demikian mendapat testimoni Antasari," cerita Buyung.
Hal itu disampaikan Buyung usai bertemu dengan BHD di kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jalan Veteran, Jakarta, Rabu (4/11/2009).
Kemudian, lanjut Buyung, setelah adanya testimoni Antasari tersebut, penyelidikan berkembang kepada MS Kaban dan Chandra (Chandra Antonio Tan-red) yang terlibat kasus korupsi Tanjung Api-api.
"Kita tanya kok itu belum dibongkar. Kenapa tidak dibongkar lebih dulu, kenapa tidak MS Kaban-nya dulu, tapi polisi bilang itu KPK, bukan kami," kata Buyung.
Selanjutnya Buyung mengatakan, kecurigaan polisi mulai muncul dalam penanganan perkara Joko S Tjandra yang tiba-tiba hak cekalnya dicabut dan dicekal lagi. Karena ada surat pencantuman Joko S Tjandra yang sudah disidik tapi di pengadilan ternyata tidak ada. "Ini menjadi tanda tanya besar dan diduga ada kaitannya dengan uang," kata Buyung.
"Yang jelas seluruh proses tadi seluruh pimpinan KPK tidak tahu, hanya Bibit dan Chandra," lanjut Buyung seperti diinformasikan BHD.
detikcom - Kamis, November 5 2009
Ketua Tim 8 Adnan Buyung Nasution mengatakan, BHD bercerita soal bagaimana testimoni Antasari soal dugaan suap pimpinan KPK bisa muncul. Semua itu berawal dari pemeriksaan terhadap Antasari terkait pembunuhan Nasrudin.
"Yang digambarkan tadi mulai dari testimoni Antasari sebagai alat bukti baru yang ditemukan oleh polisi. Awalnya Antasari diperiksa kasus pembunuhan dan disini ditemukan fakta bahwa Antasari menemui Anggoro di Singapura. Antasari cerita banyak tentang pertemuan dengan Anggoro dia cerita anak buahnya menerima uang. Dia mengecek sendiri dan direkam di laptopnya. Dengan demikian mendapat testimoni Antasari," cerita Buyung.
Hal itu disampaikan Buyung usai bertemu dengan BHD di kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jalan Veteran, Jakarta, Rabu (4/11/2009).
Kemudian, lanjut Buyung, setelah adanya testimoni Antasari tersebut, penyelidikan berkembang kepada MS Kaban dan Chandra (Chandra Antonio Tan-red) yang terlibat kasus korupsi Tanjung Api-api.
"Kita tanya kok itu belum dibongkar. Kenapa tidak dibongkar lebih dulu, kenapa tidak MS Kaban-nya dulu, tapi polisi bilang itu KPK, bukan kami," kata Buyung.
Selanjutnya Buyung mengatakan, kecurigaan polisi mulai muncul dalam penanganan perkara Joko S Tjandra yang tiba-tiba hak cekalnya dicabut dan dicekal lagi. Karena ada surat pencantuman Joko S Tjandra yang sudah disidik tapi di pengadilan ternyata tidak ada. "Ini menjadi tanda tanya besar dan diduga ada kaitannya dengan uang," kata Buyung.
"Yang jelas seluruh proses tadi seluruh pimpinan KPK tidak tahu, hanya Bibit dan Chandra," lanjut Buyung seperti diinformasikan BHD.
detikcom - Kamis, November 5 2009